Thursday, January 31, 2013

Kumpulan Puisi : Menunggu Rindu yang Meragu


Kumpulan puisi, saat rindu dan asa setia menunggu di tengah hati yang meragu. 
(di goreskan tahun 2009 - 2010)



Sabarlah menunggu
Ketika aku datang, ternyata kau berlalu
Biarlah mungkin kita bukan satu
Aku tahu kau mau, tapi kau takut malu
Padahal aku masih memikirkanmu
Memang sedikit abu-abu
Mengapa kau tak coba yakinkan aku?
Perlahan saja, karena aku mudah ragu
-------

Kau pernah ucap rindu
Tapi kenyataannya tak begitu
Kau tuliskan kata-kata indah
Serasa kelak kita akan bersama
Simpan saja semua isyaratmu
Karena aku mau kau hanya tahu
Bahwa aku pernah menginginkanmu
Kau hanya satu tapi bukan untukku
--------

Aku jadi semakin gila 
Entah apa yang ada di kepalanya
Karena berani meninggalkan dia
Sekali saja aku melangkah 
Itu akan menjadi asa dan senjata untukku
Aku diam saja
Menunggu kau maju
---------

Jangan paksa aku untuk mencinta
Ini bukan saatnya
Masih ada luka lama yang tersisa
Entah kapan aku bisa menguburnya
Langit berubah jingga
Seharusnya aku sudah bisa melangkah
Nyatanya, aku hanya ingin diam saja
Mengumpulkan jawaban dari semua tanya
-----------

Jangan sampai aku mati karena bosan
Aku bisa menengok ke belakang
Yang indah...
Tapi aku enggan
Aku menunggu
Seperti yang lalu lalu..
Dan masih saja aku diselimuti ragu
Tak ada dia atau kamu
Mungkin hanya akan ada aku
-----------

Aku ingin mengganggumu
Setiap waktu
Mengeluarkan semua yang ada di benakku
Untuk sekedar kau tahu
Atau kau akan cemburu?
Sungguh memang ku rindu
Saat kau dan aku terikat puisi
Intuisi berkembang liar
Impian seakan dekat di depan mata
Tapi kini semua bukan tentang kita
Yang akan ada, aku, dia, kau, dia
Dan tawa di tengah nikmatnya menunggu
-----------

Hari ini aku melihatmu
Dengan rupa dan suara yang berbeda
Mungkinkah itu rindu?
Dia tak menyadari aku ada
Karena dia bukan dirimu
Meski dulu aku memendam
Aku tak ingin kita jadi dendam
Tapi ego mu tak ada lawan
Aku pasrah, meski tak akan jadi kawan
-----------

Jangan menunggu
Hati ini telah beku untukmu
Maafkan aku
Karena semua masih abu-abu
Lebih baik aku pergi
Kau pasti akan bertemu peri
Aku cukup menjagamu dari sini
Agar kau tak hilang kendali
Semoga kita masih bertemu... suatu saat nanti
-----------

Saturday, January 26, 2013

Buku 23 Episentrum dan Pekerjaan Impian



Sungguh buku 23 Episentrum amat “berbahaya” untuk dibaca. Kenapa dibilang berbahaya? Karena buku ini menurut gue cukup nyentil untuk orang-orang yang berada di tengah kegalauan karir dan masa depan, macam gue ini. Ketika lo bingung mana yang harus dipilih antara passion, gaji yang menggiurkan, tuntutan lingkungan. Yah hal-hal yang pasti ditemui ketika hidup lo udah memasuki fase life after college.

Gue gak akan bahas semua isi buku 23 Episentrum, tetapi mau ngambil intisari dari buku ini yang cukup membangkitkan semangat gue untuk mengejar pekerjaan impian dan cita-cita! Yeay..

Buku 23 Episentrum dibagi 2, satu buku kisah fiksi dan satu buku non fiksi. Yang Non Fiksi itu kisah-kisah orang-orang yang udah sukses mengejar mimpi dan pekerjaan impiannya. Di buku fiksinya ada 3 tokoh utama : Matari, Prama, dan Awan yang sama-sama lagi mencari-cari suara hati untuk masa depan karir mereka. Matari yang harus bekerja demi membayar utang kuliahnya, dia dapet pekerjaan sebagai reporter padahal maunya jadi anchor. Kemudian ada Awan, pegawai bank yang punya passion untuk nulis naskah film dan bersitegang dengan ibunya yang menuntut dia untuk menjadi pegawai kantoran. Terakhir Prama, udah sukses kerja offshore di perusahaan multinasional, tapi ditengah nikmat hidup yang udah dia dapet, Prama masih ngerasa hampa, kosong..

23 Episentrum: #booklist bulan Januari

Ada satu bagian di tengah buku ini yang kayaknya bagus untuk di-share kalau emang ada yang belum pernah denger. Jadi ada tiga tahapan perjalanan karir seseorang :

 1. Discovery Phase
Katanya ini adalah tahap pencarian jalur karier yang sesuai sama background pendidikan dan karakter seseorang. Nah yang baru lulus/ fresh graduate biasanya masuk ke tahap ini. Jadi di tahap ini ada namanya proses pencarian, pengenalan kemampuan, dan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Disinilah mulai terasa perbedaan-perbedaan masa-masa kuliah dan kerja, yang enak dan gak enaknya.

 2. Consolidation Phase
Ini masa dimana seseorang sudah mampu bersikap realistis. Disini baru disadari jika kita mau mencapai tujuan tertentu pasti ketemu sama jalan-jalan berliku dulu. Sebagian ada yang mengalaminya lebih awal ada juga yang terlambat. Menurut gue kuncinya adalah mengeksplore sebanyak mungkin mimpi-mimpi. Berawal dari penemuan mimpi, kita akan lebih terarah untuk tujuan hidup!

 3. Maturity Phase
Masa akhir perjalanan karier. Biasanya setelah melalui masa 1 dan 2 tadi maka di masa ini akan terkumpul pengalaman dan pengetahuan di bidang karier tertentu.

 Begitulah kurang lebih, gue kayaknya udah di maturity phase untuk kerjaan yang sekarang, kayaknya :”)

Kalo dilihat dari tokoh-tokoh di buku ini, kisah hidup Matari yang sebenernya paling seru, karena dia  bersikeras harus sarjana walaupun gak punya uang, dan berutang adalah cara untuk mendapatkan gelar sarjana nya. Jadi dia bekerja sebagai reporter (sebenernya mau jadi anchor) untuk ngelunasin utang-utangnya. Bayangkan hidup dibayang-bayangi utang, dan utangnya hampir 50 juta!

Yah sebenernya 11-12 juga sama si Matari yang baru kerja di umur 26 tahun, nanti gue juga gitu kayaknya. Kenapa belum berani terjun di tv, karena gue gak mau setengah-setengah nantinya. Kalo gue kerja di tv yang pasti nyita waktu, gue takut kuliah gue berantakan dan gak fokus. Emang gak mungkin gue langsung bisa jadi anchor atau presenter pasti disuruh terjun dulu ke lapangan jadi reporter. *iya gak ya

Lalu semakin kesini gue juga menyadari, kenapa sih mau jadi reporter atau anchor? Bukan semata-mata mejeng di kamera terus terkenal. Gue baru juga menyadari kalo gue suka ngomong, ngomong di radio sih suka, tapi gak nampak kan haha maunya on cam. Trus gue orangnya mau tahu banget, antara penasaran sama kepo, kalo kerja di media kan dituntut untuk tahu banyak, dan ketemu orang banyak, suka deh yang gitu-gitu. Trus kalo udah tahu sesuatu kan pasti di share, nah seru juga toh kalo jadi orang yang kasih info terkini terupdate ke orang banyak hehe, suka berbagilah. Nah, terus gue pikir ulang, gue suka tampil dan kasih informasi bisa diartikan gue suka jadi sorotan, pas banget sama kerjaan presenter berita/ anchor.  Nah lumayan nyambung kan kerjaan impian gue sama background pendidikan gue. Tapi gue gak suka politik, rrr

But wait! Ternyata masih masih ada yang ganjel, ada lagi yang menyita begitu banyak waktu dan energi, tapi gue enjoy ngejalaninnya. Ngajar.

Jadi guru atau pengajar jauuuuuh banget dari bayangan gue, basically gue juga gak bisa dibilang handal dalam mata pelajaran tertentu, ya kalo bahasa Indonesia-bahasa inggris-matematika standard sd masih bisa. Hehe.. Lalu gue mencoba berpikir ulang, siapakah yang gue suka ajar? Ternyata anak-anak! Okay gue emang punya wish pengen jadi guru tk, entah siapa dan kapan inspirasi ini dateng. Semenjak ikut aktif di Sahabat Anak, ternyata jiwa sosial gue tergali cukup dalem disitu*cie*
Bisa dibilang hal-hal berbau pendidikan begitu menyita perhatian. Gue pun tertarik untuk tahu banyak. Sempat terpikir untuk jadi pengajar muda dengan ikut Indonesia Mengajar, sedih sekali persyaratan harus Sarjana. Masih lama nih….

"Mendidik adalah tugas orang terdidik", quote itu akan terus gue terapin sampe tua, gue sebarin ke anak cucu. Gue pernah baca suatu artikel tentang prestasi anak-anak Indonesia, kalian pasti pernah baca atau denger ada anak Indonesia yang juara olimpiade matematika tingkat dunia, juara ini itu tingkat internasional, prestasi yang membanggakan sekali untuk pendidikan Indonesia? Belum tentu. Karena mereka yang juara hanya sepersekian persen dari total anak-anak Indonesia. Masih banyak anak Indonesia yang belum mengenal huruf, yang ke sekolah masih harus nyebrangin sungai tanpa jembatan, ya kisah nyatanya Laskar Pelangi udah cukup jadi contoh lah. Gue rasa nih Indonesia punya masalah besar sama yang namanya pemerataan pendidikan, gue gak mau sotoy, tapi coba pikir kenapa ada Indonesia Mengajar, mereka kirim pengajar ke daerah pelosok Indonesia karena disana masih kekurangan tenaga pendidik, kekurangan guru untuk ngajar anak-anak desa. Masa yang pinter yang di kota aja, Indonesia terdiri dari berapa ribu pulau coba, jangan Jakarta doang yang dijadiin perhatian Pak, Bu Mentriiii.. rrr
Kalau mau ngomongin carut marut pendidikan Indonesia mungkin harus dibuat artikel tersendiri ya, karena bakalan panjang banget hehe. Back to the main topic.

Dan intinya menjadi sarjana lah yang harus gue capai dalam waktu dekat. Lalu 23 Episentrum seperti suplemen yang memberikan begitu banyak kata-kata petuah dan semangat untuk mencapainya. Gue sadar beberapa akhir-akhir ini gue bekerja hanya untuk mendapatkan gaji, karena memang ini bukan pekerjaan impian gue, bahwa gaji itulah yang secara gak langsung kunci utama untuk menjadi sarjana. Lalu, 23 Episentrum mengingatkan gue… Bekerja itu termasuk ibadah, ibadah haruslah dilakukan dengan ikhlas, supaya berkah.

Lalu gue berpikir, bagaimana gue bisa ikhlas mengerjakan hal yang tidak gue sukai? lalu resign mau tidak mau, suka tidak suka akan menjadi pilihan final. Tetapi gue belum mencapai tahap after resign nih, ketika gue mau idealis bahwa gue harus bekerja sesuai dengan passion, gue diingatkan kembali untuk realistis. BU bok! hehe Sebenarnya gue sudah merasa sangat berkecukupan dan bersyukur dengan income yang gue dapatkan, tetapi tidak cukup. Tidak cukup untuk membiayai kuliah gue nantinya. Pergolakkan hati kembali terjadi, gue harus apa dong?

Sementara gue masih didalam kebingungan karir dan jalan yang harus gue ambil, gue akan berusaha untuk mendapatkan : pekerjaan impian yang tidak menganggu kuliah di malam hari dan dengan gaji yang cukup untuk menabung biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari. Yippi!

Untuk penyemangat teman-teman yang senasib dan sepenanggungan, mari kita baca dan renungkan beberapa kutipan dari buku 23 Episentrum :

“Ia merasa terancam berada di posisi nyaman yang tidak menjadikannya apa-apa. Refleksi kariernya memang bukan pada uang, tapi pada ketenangan serta kebahagiaan hati..” (Prama – page 39) 

“Keyakinan kecil yang baru aja lo sebut itu seperti nyala sebuah lilin dalam gelap, Tar.. Mungkin memang nggak bisa melihat semua, tapi setidaknya lilin itu yang akan menuntun lo mencari jalan keluar.. Pegang aja nyala keyakinan yang ada itu di dalam hati dan pikiran lo. Semoga itu yang akan membuat banyak hal leleh dengan api keyakinan yang lo punya.” (Awan - page 49) 

“Mengajar itu lingkupnya luas sekali, Pram. Mengajar itu ‘kan prinsipnya berbagi. Jadi, kamu bisa membagi ilmu kamu di mana saja.. nggak perlu di lembaga formal. Bagi … sebarluaskan.. di mana pun tempatnya.” (Pak Muktar – page 113) 

“Harta itu membuat hati seseorang menjadi keras, sementara ilmu malah membuat hati menjadi bercahaya. Hamka pernah bilang, ilmu itu untuk kesempurnaan akal. Bertambah luas akal, bertambah luaslah hidp, bertambahlah rasa bahagia.” (Pak Muktar – page 113) 

“Kalau hati itu diibaratkan panglima. Dia yang harus memimpin dan memberikan banyak komando untuk berjalan. Kalau dia gelap, bagaimana cara dia bisa berjalan menuntun pengikutnya? Cahaya ilmu kamu itu bisa jadi cahaya hati kamu. Makin besar kalau kamu mau membaginya.” (Pak Muktar – page 114) 

“Lewat telinga ini kita bisa melatih kemampuan untuk mendengarkan harapan orang lain. Mendengar. Seni mendengar itu sebenarnya jauh lebih sulit dari seni berbicara. Dengan mendengar, kita bisa memahami orang lain secara lebih baik. Mendengar menjadi modal awal kita untuk menemukan solusi dari permasalahan, dan membuat orang merasa dihargai” (Pak Muktar – page 116) 

“Setiap ilmu yang sudah kita miliki, nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap manusia yang sudah berilmu dan sejahtera karena ilmunya, sebenarnya ia punya satu tanggung jawab untuk memerdekakakn orang dari kebodohan dan membuatnya bergerak untuk lebih sejahtera” (Pak Muktar – page 116 ) 

“Waktu adalah sesuatu yang hebat. Semua orang diberi modal yang rata 24 jam sehari. Modal itu bisa membantu kita untuk mencapai apa yang kita inginkan dan menjadikan kita orang yang hebat, tapi waktu juga bisa membunuh kita tidak menjadi apa-apa. Jadi, investasikan waktu kita ini dalam melakukan yang terbaik melalui pekerjaan. Rasakan pekerjaan sebagai panggilan jiwa.” (Mas Zaki – page 134) 

“Kita manusia cuma bisa menghitung rezeki yang kita dapet dengan matematika dasar otak manusia, tapi matematika Dia? Faktor pengalinya tak terhingga. Salah satu faktor pengalinya  ya itu tadi, berbagi” (Awan – page 140)

 “Mungkin berita ini akan terasa seperti gempa bumi bagi ibunya atau siapa pun yang tidak mendukungnya. Tapi bukankah gempa terjadi karena bumi ingin mencapai keseimbangannya akibat tidak kuat lagi menerima tekanan yang diberikannya.” (Awan- page 158) 

“Let the light of your heart show you the direction to go.” (Matari - page 159) 

“Kerja itu ‘kan bagian dari ibadah, masa lo ibadahnya setengah-setengah.” (Awan – page 160) 

“Formula hidup sukses dan bahagia itu sederhana, fokus untuk melakukan hal-hal terbaik yang bisa kita lakukan di dunia ini.” (Awan – page 162) 

“Kalo lo mau pindah kerja, pesen gue satu, kalau nggak mau melewati jalan yang curam dalam sebuah pekerjaan, jangan pernah memulainya. Lo harus hat-hati memilih perjalanan yang akan dimulai.” (Awan – page 200) 

“Melangkah dengan hati akan jauh lebih cepat sampai di tujuan daripada meninggalkan hati tertinggal jauh di belakang. “ (Awan – page 209)


That’s all folks! Semoga cerita gue berguna untuk teman-teman yang sedang mengejar pekerjaan impian, mari kita berjuang bersama!!



  “Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life”
Steve Jobs 

Salam Jangan-Menyerah-Kamu-Pasti-Iso !

Marsya :D
  

Thursday, January 24, 2013

Jeprat Jepret #1

Gue suka sekali meng-capture moment tetapi kadang suka juga jadi yang difotonya. Tapi bagi gue collect moments lebih penting daripada collect things, kita gak tahu kan kapan bisa ada di moment itu lagi, wajib sekali untuk diabadikan! Jadilah dulu semasa dibangku kuliah *sok tuir* hehe kebetulan aja nih jadi fotografer buletin fisip, padahal waktu itu gue anak vokasi. Tetapi gpp, makasi loh Fisipers untuk ilmunya. 

Dan berikut beberapa jepretan dari tahun 2009-an sampe sekarang. Gue gak banyak punya foto cakeup, kamera modal minjem, trus sukanya foto-foto pake hp, hehe. Oiya karena gue juga suka quote jadi ditambahin deh untuk bikin gambar fotonya tambah punya makna :)

Picture tells a thousand words!

Aku Suka Awan! (2012)
Imlek 2011

Bunga Wijaya Kusuma, jarang2 mekarnya loh (2011)

Daratan Singapur *mungkin (2012)

Saat perayaan Imlek di Petak Sembilan thn 2011, warga setempat antri untuk dapat angpau

Imlek 2011

Pesta Kembang Api di Ancol 2010

Menuju Pulau Tidung 2012

Menuju kampung halaman, Kutoarjo 2011

Di Pameran Bung Karno, TIM 2011

Di Klenteng saat Imlek 2011

Rel-rel di Stasiun Manggarai 2009

Gambar adik saat acara Shoebox Project 2011

Jembatan Barelang, Batam 2012

Menuju Kutoarjo 2011
Demikian Jeprat Jepret #1 sampai jumpa di Jeprat Jepret berikutnya :)

Salam jepret,

Marsya ;)

Friends from heaven : Bantuan Korban Banjir Manggarai


Halo! Cerita kali ini gue persembahkan untuk kakak-kakak di Sahabat Anak Manggarai atas kehebatan kalian yang luar biasa untuk membantu korban banjir di Manggarai Utara, atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang terkuras habis selama 6 hari. Semoga gue gak menitikan air mata sambil nyeritainnya hehe. Karena 6 hari ini telah mengajarkan gue banyak hal, dan itu berbekas *cie berbekas hehe *hiks

Gue ngerasa senang dan bangga bisa bekerja social bersama kalian, punya satu visi dan misi yang sama dan enjoy ngejalaninnya. Sungguh ini pengalaman pertama gue nolong orang banjir. Meski kadang kita adu urat mengenai siapa yang paling benar, tetapi kita tetap berbagi canda diselipi cela, hehe tapi beneran, yg selalu gue rasakan kalau berada diantara kalian adalah keluarga. Kalian itu ajaib, kita semua dari background yang berbeda, suku, agama, latar belakang pendidikan, pekerjaan, alamat rumah haha tapi kita bisa kompak banget…  Ini ajaib dan harus dipertahankan ya Kakaks. *group hugs

Gue udah banyak belajar dari dulu gabung di SAM, tapi semakin kesini semakin banyak belajar dari kakaks tentang gimana kita berkoordinasi, gimana kita harus bersikap professional tetapi juga menjaga pertemanan. Karena ngurusin posko banjir ternyata gak gampang, hehe. Dan secara gak sadar kalian udah bangun namanya tali solidaritas yang sangaaaaat panjaaaang, dari musibah banjir kemarin kalian sudah menginspirasi begitu banyak orang, mungkin teman, sodara, atau orang yg gak kenal kalian sekalipun.

Karena mereka melihat kegigihan kakak-kakak yang tanpa dibayar, dari pagi hingga dini hari membantu korban banjir. Kalian udah nularin yang namanya virus kepeduliaan, dan ngajarin apa itu arti berbagi. Kalian mengajak orang untuk bersyukur bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung di luar sana dan tanggung jawab kita sebagai orang yang mampu untuk membantu mereka. Karena terkadang kita jadi orang yang penuh ego dan melupakan kodrat bahwa kita ini adalah makhluk social. Terima kasih sudah mengingatkan untuk berbagi. Ada sebuah pepatah yang pernah gw baca dari Kak Sisca :

Hiduplah untuk memberi dengan sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya J
* kurang lebih begitu 

Ayo kita masuk ke cerita dan pengalaman tak terlupakan selama 6 hari #banjirManggarai

-------

Selasa, 15 Januari kita dapat berita bahwa sebagian rumah adik-adik terkena banjir. Kak Matheo, Wino dan Bona waktu itu lagi sama tim kesehatan Sahabat Anak awalnya cuma ingin observasi lingkungan rumah adik-adik, karena kita akan memberikan penyuluhan kesehatan untuk adik-adik di beberapa bulan kedepan. Jadi mereka keliling liat pemukiman rumah adik-adik. Dan ternyata banjir udah sebetis orang dewasa.. Foto-foto dari Kak Theo di lokasi siang itu cukup mengagetkan, karena memang sebelumnya kita gak dapat info apapun tentang banjir di Manggarai.

Foto diambil saat hari pertama banjir (150113)
Photo by Kak Theo

Rasanya kita harus kroscek lebih lanjut lagi, malam itu juga beberapa kakak langsung lanjut kunjungin TKP sehabis pulang kantor. Gue, Kak Putri, Kak Vera dan Kak Theo akhirnya langsung ke Manggarai Utara. Dan bener ternyata banjir udah semakin naik L Warga udah pada keluar dari gang-gang rumah mereka, dan di malam itu juga mereka belum tahu mau tidur dimana..

Kita ketemu beberapa adik binaan waktu samperin rumah mereka, bahkan waktu itu udah jam 10 malam dan mereka masih main di jalanan. Syukur banjir gak sampai naik ke jalanan. Jadi mayoritas pemukiman yang kena banjir itu rumah-rumah yang ada di bantaran kali Manggarai. Jadi sepanjang jalan Manggarai Utara kalau kita masuk ke gang-gangnya didalem situlah tempat banjirnya. Warga udah keliatan sibuk ngangkutin barang-barang mereka keluar gang takut kalo banjir bakalan naik. Dan beberapa juga ada yang bangun posko, tapi belum banyak.

15 Januari 2013, malam pertama warga mengungsi

Oiya ada Kak Awing juga waktu itu dateng, mantan Bpk kepala sekolah udah bawa susu 2 kotak sama beberapa roti. Malam itu agak bingung mau kasih gimana, karena banyak sekali anak kecilnya dan pasti gak akan cukup. Akhirnya kita bagiin secukupnya, disitu aja udah lumayan heboh pada rebutan. Karena malam itu mereka belum terima bantuan sama sekali. huhu

Bingung, haruskah kita bangun posko? Haruskah kita mengumpulkan bantuan. Malam itu berembuk, bahwa we must do something. Kita mikirin adik-adik yang belum tau ngungsi kemana karena gak ada tenda ungsian satu pun. Akhirnya mulailah kita bergerak, meski rencana belum matang banget. Pertama kita list kira-kira apa aja kebutuhan mereka yang urgent, yang paling kita pikirin sih tenda, terpal sama selimut.

POSKO

Dua hari pertama kita kesulitan untuk pendistribusian bantuan, kurangnya tenaga dan kurang meratanya bantuan di tiap posko, karena jarak posko yang berjauhan. Jadi disana ada 4 posko awalnya, Posko RT 1, 2, 3 dan posko taman. Nah posko 3 yang paling dekat sama jalan masuk otomatis yang paling sering dapet bantuan. Yah susah juga nyuruh si Pak RT utk bagi-bagi ke posko yang lain, dia bilang itu amanat buat warganya. Chaos deh waktu itu. Lalu kita mikir biar bantuan merata harus ada yang handle. Jadilah kita bertugas untuk terima bantuan dan distribusi ke tiap posko dengan adil! Ternyata itu tugas yang cukup berat ya kakaks :”)

Dari cerita kakak2 yang di posko, awalnya kita belum punya posko, cuma numpang taro barang di depan kodam abri. Eh si bapak abri ternyata baik juga akhirnya kita bisa masuk dan naro barang bantuan di dalemnya! 

Hari Rabu 16 Januari kebetulan gue gak bisa ke posko, dan dapet cerita yang menyentuh sekali. Gue liat fotonya aja udah terharu. Jadi ada seorang kakek dan nenek yang sejak warga ngungsi di hari pertama banjir, mereka cuma duduk di depan gang, gak mau pindah. Gue kurang tahu apa alasannya, jadi seharian aja mereka duduk disitu. Barulah pada malam Rabu, kakak-kakak berhasil membujuk si kakek dan nenek untuk pindah, sambil mereka gendong. Aku terharu :"(

Kakek

Nenek
Gw gak bisa membayangkan haru biru saat itu. 


TWITTER

Gimana cara minta bantuan ya? Dari mouth to mouth bisa, lalu kami pake twitter! Kita hubungin beberapa teman, dan bantuan via social media bahwa kita butuh bantuan berupa nasi bungkus, tenda, selimut, terpal.  Koordinasi kita cuma lewat whatsapp group sama telpon conference, kakak2 yg hebat ini cepat banget geraknya!







Alhamdulillah, keajaiban terjadi!

Gue yang megang twitter SAManggarai mulai kebanjiran kerjaan juga, beruntung bisa 24 jam online dan dpn computer meski pusing demam gak turun2 hehe tapi terus sakitnya gak kerasaaa, saking excitednya. Bisa dibilang twitter waktu itu emang helpful banget, dari 130 followers dihari pertama, beberapa hari kemudian udah 300 followers, bukan main! Jangan di unfol abis banjir ya tweeps hehe

Lalu keajaiban terjadi lagi, banyak teman-teman yg merespon untuk membantu menjadi relawan! Aah terima kasih ya Allah! Karena mayoritas kakak2 itu kerja, jadi banyak yg baru bisa bantu setelah jam kerja. Sedangkan bantuan dateng biasanya siang atau sore. Jadi volunteer baru sangat dibutuhkan, dan mereka entah dari belahan bumi mana datang ke Manggarai membantu kamiiii :)

Lupa gimana ceritanya, waktu itu kita butuh nasi bungkus utk makan pengungsi, belum ada dapur umum dan belum ada bantuan makanan mentah utk dimasak. Aaah kita butuh kurang lebih 1000 nasi bungkus utk sekali makan… Bgmnaa mungkin.. Lalu lalu ternyata kita dapat bantuan nasi bungkus dari teman2 berbaginasi. Makasi kakakss! Banyak juga ternyata donator yg kasih nasi bungkus hari ituuu


nasi bungkus yang dateng siang hari
bantuan nasi bungkus di malam hari, eh nasi kotak hehe

bantuan selimut dan beberapa pakaian layak pakai

Lalu setelah nasi ternyata kita butuh terpal untuk tidur warga. Akhirnya dari uang sumbangan kita beliin terpal, eh ternyata ada juga yang kasih bantuan terpal, Alhamdulillah! Lagi-lagi bersyukur, dimudahkan semua bantuan olehNya. Terpal sudah ada, lalu kami butuh SELIMUT! Ujan yang gak berhenti terus menerus udah pasti bikin udaranya tambah dingin.. Banyak anak kecil yang butuh selimut untuk tidur. Bayangin tidur diluar dingin-dingin dan tanpa selimut uhuhu..

Via twitter kita share-lah butuh bantuan selimut.. Dan….. tadaaa… datang bantuan selimut dari teman2 sumbangselimut… Akhirnya adik2 dan warga punya selimut J


Adik-adik bisa tidur pake selimut, akhirnya :)
Photo by Kak Rida

Bonus juga nih ternyata kita dapet bantuan tenda utk beberapa warga yang emang gak punya rumah, mereka manusia gerobak yang tinggal di Taman, banyak anak kecil juga ada ibu hamil..

Bantuan urgent berikutnya, MCK! Berat banget nih, susah nyarinya.. Beberapa warga ngeluh gak mau makan karena blm ke belakang. Sempet berdiskusi untuk sewa aja, tapi harga sewa 12 jam atau beberapa jam itu bisa sampe jutaan rupiah, sayang uangnya. Dan belum termasuk air bersih juga. 

MCK Sewaan 

Emang saat itu cuma ada toilet umum punya kodam yang bisa dipake.. Laluuuu gak berapa lama kemudian si Nizar dapet telepon  kalo ada yang mau kasih 10 MCK portable *sembah sujud hehe..
Mmm..

Pengumuman Kak Nizar di group Whatsapp bagaikan oase ditengah gurun pasir :")

Tapi kemudian 10 MCK itu tidak kunjung terlihat batang hidungnya, entah ditaro dimana, atau cuma dikasih 1. Tapi kita tetep dapet MCK cuma ya gak 10 hehe

Kak Nizar yang jadi contact person di lokasi kebanjiran telpon yang mau bantu jadi relawan, kasih sumbangan, bahkan kita sempat kedatangan beberapa media. Semakin heboh pas kita mau kedatangan artis ibukota haha.. Tapi kak Awing selalu mengingatkan, stay cool stay calm we are here to serve. Thanks Kak Awing untuk kata-kata saktinya.

Lalu berita banjir Manggarai ada dimana-mana, kami kaget, memang the power of social media bukan main efeknya. Beberapa stasiun tv datang ngeliput, radio minta live dari lokasi, di wawancarai Koran, sampai yang paling bikin heboh Bu Wapres mau dateng :"")

Untung aja waktu itu gak ngangkat telpon dari paspampres, mungkin gue udah disuruh stay di Manggarai, singkat cerita kita disuruh ada yang standby dari malam untuk me-steril kan posko. Beuh.. rempong mania,untungnya gak jadi disuruh stay, besok nya emang rame, dan gw gak liat tuh si ibu keliling2 posko, cuma liat mobilnya. 5 menit kemudian udah pada bubar, bah blusukannya cepet amat haha

Alhamdulillah dihari ke-3 dst kita sudah kelebihan bantuan, jadi beberapa disalurkan ke posko terdekat yang kekurangan. Dan itu juga via social media, dari mulut ke mulut aja infonya, Alhamdulillah bantuan yg berlebih diposko kita bisa salurkan ke posko lain yg membutuhkan! Salute utk kakak2 volunteer.

Mulai banyak yg minta bantuan dari posko kita.
Alhamdulillah bantuan berlebih dan bisa disalurkan lagi

Di hari terakhir kita juga sudah kelebihan bantuan, posko jadi bertambah. Ada 5 posko, terakhir posko 4 yang juga butuh bantuan tapi gak banyak warganya, dan kebanyakan manula. Dari seluruh bantuan yang belum sempat dibagikan, kita akan bagi rata lagi ke posko-posko RT, terlebih udah ada bantuan sembako kayak beras, minyak goreng, telor, jadi warga bisa manfaatin dapur umum dan gak tergantung sama nasi bungkus, ini udah kita terapin dari hari ke-5.

Selain fokus pada bantuan, ternyata kita juga kedatangan teman-teman dari Count Me In - JakGlobe yang mau kasih buku dan ngedongeng bareng adik2 di hari Sabtu, yeay! 

Hari itu adik-adik dibagi per kelas, dan kakak-kakak volunteer bantu utk jadi pendongeng :) gue ngebacain dongeng untuk 5 orang adik2 cowok seumuran 5-6 tahun, hmm jadilah gue ceritain tentang wortel dan tentang Si Kancil Anak Yang Gak Nakal *bkn judul sebenarnya* hehe
Tapi so far seru banget, agak chaos karena adik banyak yang belum kebagian buku, tetapi senangnya mereka excited sekali :D

Kak Nana mendongeng utk adik-adik 
Begitu juga di hari terakhir, Minggu 20 Januari 2013 ada lagi kegiatan dongeng dan nonton film bareeng. 
Nonton bareng
Pokoknya kita kasih hiburan untuk adik-adik supaya tetap semangat meski kena banjir!
Dan satu lagi, di hari itu ternyata ada foto kakak-kakak SAM di Kompas, halaman depan! Sungguh gue merasa haru biru sendu dan bangga dengan kaliaaaan!! Kyaaaaaaa~

Kata Kak Vera : Recognizing is a bonus :)

Kita memutuskan untuk menutup posko, karena memang tenaga kita terbatas dan warga keliatannya sudah mulai mandiri, dan kami optimis banjir akan surut! Jadilah hari Minggu terakhir itu kita berpisah dengan kodam, berpisah dengan ibu dan bapak RT, berpisah dengan baju-baju bekas, kardus aqua, dan trash bag. Campur aduk sebenernya ya, antara senang dan sedih.


Dear friends from heaven,
memang ini musibah, tetapi musibah juga bisa mendatangkan hikmah untuk korban, untuk relawan, untuk donatur.. Kita hidup saling berdampingan, karena kita ini makhluk sosial. Berbagi itu adalah wujud rasa syukur kita terhadap nikmat yang diberikan Tuhan. Terima kasih telah memberikan pelajaran bahwa berbagi itu menyenangkan, Terima kasih sekali lagi untuk kakak-kakak Sahabat Anak Manggarai, semoga kebaikan dan kemurahan hati kalian dilipatgandakan olehNya.

Hati senang walau hujan ya Kaks hehe
Dan special thanks untuk semua teman-teman yang sudah membantu korban banjir di Manggarai Utara, terima kasih sudah mempercayakan kami, Sahabat Anak Manggarai untuk menyalurkan bantuan.

Pepatah yang bisa mengingatkan kalo kita harus selalu bersyukur :
" I felt sorry for myself because I had no shoes - Until I met a man who had no feet "

YUK MARI SEBARKAN VIRUS BERBAGI DAN KEPEDULIAN!


Salam hangat,




Marsya :*